Batasi Konsumsi Minuman Isotonik

Ketika haus dan energi banyak terkuras, minum minuman isotonik menjadi salah satu cara untuk memulihkan kondisi tubuh. Namun, minuman jenis itu sebaiknya tak dikonsumsi berlebihan. Terutama, bagi penderita diabetes melitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan gangguan fungsi ginjal.
"Kebanyakan, isotonik mengandung elektrolit yang komposisinya hampir sama dengan cairan tubuh", kata Yayuk Estuningsih, ahli gizi RSAL dr Ramelan Surabaya, tersebut. Jika dikonsumsi berlebihan, minuman tersebut akan memperberat kerja ginjal. Sementara itu, penderita gangguan fungsi ginjal disarankan membatasi asupan cairan, baik itu berupa minuman maupun kuah sayuran, yang masuk ke tubuh.
Demikian halnya dengan pasien diabetes. Yayuk mengatakan, jumlah gula yang terkandung dalam satu botol isotonik terbilang tinggi. Untuk itu, pasien diabetes dilarang mengonsumsi minuman isotonik. "Kadar gula darah bisa naik drastis. Hal tersebut akan memperberat kondisi pasien", terangnya.
Jika memang benar-benar butuh, mereka sebaiknya tak mengonsumsi minuman isotonik. Yayuk justru menyarankan memperbanyak minum air putih. Selain murah, juga menyegarkan. "Sebab, ada juga yang mengalami ketagihan minuman isotonik", ucapnya.
Padahal, dari segi bahan, minuman isotonik tak berdampak ketagihan. Namun ada efek psikologis. Ketika mengonsumsinya, tubuh terasa segar dan bugar. "Efek inilah yang secara psikis membuat seseorang jadi kecanduan", lanjutnya.

Sumber : Jawa Pos, 29 Juli 2009